ANTIHISTAMIN, GOLONGAN DAN TURUNANNYA
DEFINISI ANTIHISTAMIN
Antihistamin merupakan obat yang
bekerja mengantagonis aksi dari histamin. Obat antihistamin yang pertama adalah
epinefrin , dan antara tahun 1937-1972, beratus-ratus antihistamin ditemukan
dan sebagian digunakan dalam terapi, tetapi efeknya tidak banyak berbeda. Antihistamin
merupakan jenis obat yang dapat dipakai untuk mengatasi jenis obat yang dapat
dipakai untuk mengatasi berbagai macam jenis alergi. Misalnya, alergi pada
makanan, serbuk dari serta serangga, alergi kulit, alergi mata dan lainnya.
Obat ini bisa mengurangi reaksi yang timbul karena alergi.
MACAM-MACAM ANTIHISTAMIN
1.
Antihistamin (AH1) non sedatif
a.
Terfenidin
Terfenidin diabsorbsi sangat
cepat dan mencapai kadar puncak setelah 1-2 jam pemberian. Mempunyai mula kerja
yang cepat dan lama kerja yang panjang. Obat ini cepat dimetabolisme dan didistribusi
luas ke berbagai jaringan yang ada di tubuh. Terfenidin dieksresikan melalui
feses dan urin. Waktu paruh 16-23 jam. Efek maksimum telah terlihat sekitar 3 -
4 jam dan bertahan selama 8 jam setelah pemberian. Dosis 60 mg diberikan 2 kali
sehari.
b.
Astemizol
Astemizol dalam pemberian secara
oral kadar puncak dalam darah akan dicapai setelah 1 jam dilakukan pemberian.
Lama kerja panjang sedangkan mula kerja lambat, waktu parut 18-20 hari.
Metabolit eksresi sangat lambat, terdapat dalam feses dan urin dalam waktu 14
hari.
c.
Mequitazin
Mequitazin memiliki absorbsi yang
cepat dalam pemberian oral, kadar puncak dapat dicapai setelah 6 jam pemberian.
Waktu paruh 18 jam untuk dosis 5 mg 2
kali sehari atau bisa juga 10 mg 1 kali sehari pada malam hari.
d.
Loratadin
Loratadin memiliki absorbsi yang
cepat, kadar puncaknya dapat dicapai setelah 1 jam pemberian obat. Waktu paruh
8-11 jam, mula kerjanya sangat cepat terjadi dan lama kerjanya panjang. Loratadin
bersifat aktif secara farmakologi clan juga tidak ada komulasi. Loratadin
dibiotransformasi dengan cepat di dalam hati dan di eksresi 40% di dalam urin
dan 40% melalui empedu.
BEBERAPA JENIS ANTIHISTAMIN DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN SASARAN
KERJANYA TERHADAP RESEPTOR HISTAMIN.
a. Antagonis
Reseptor Histamin H1
Secara klinis digunakan untuk mengobati alergi. Contoh obatnya adalah:
difenhidramina, loratadina, desloratadina, meclizine, quetiapine (khasiat
antihistamin merupakan efek samping dari obat antipsikotik ini), dan
prometazina.
b. Antagonis Reseptor Histamin H2
Reseptor histamin H2 ditemukan di sel-sel parietal. Kinerjanya adalah
meningkatkan sekresi asam lambung. Dengan demikian antagonis reseptor H2
(antihistamin H2) dapat digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung, serta
dapat pula dimanfaatkan untuk menangani peptic ulcer dan penyakit refluks
gastroesofagus. Contoh obatnya adalah simetidina, famotidina, ranitidina,
nizatidina, roxatidina, dan lafutidina.
c. Antagonis Reseptor Histamin H3
Antagonis H3 memiliki khasiat sebagai stimulan dan memperkuat kemampuan
kognitif. Penggunaannya sedang diteliti untuk mengobati penyakit Alzheimer's,
dan schizophrenia. Contoh obatnya adalah ciproxifan, dan clobenpropit.
d. Antagonis Reseptor Histamin H4
Memiliki khasiat imunomodulator,
sedang diteliti khasiatnya sebagai antiinflamasi dan analgesik. Contohnya
adalah tioperamida.Beberapa obat lainnya juga memiliki khasiat antihistamin.
Contohnya adalah obat antidepresan trisiklik dan antipsikotik. Prometazina
adalah obat yang awalnya ditujukan sebagai antipsikotik, namun kini digunakan
sebagai antihistamin.
Senyawa-senyawa lain seperti cromoglicate dan nedocromil, mampu mencegah
penglepasan histamin dengan cara menstabilkan sel mast, sehingga mencegah
degranulasinya.
PENGGOLONGAN OBAT
ANTIHISTAMIN MENURUT STRUKTUR KIMIA
1. Etanolamin
a.
Difendihidramin mempunyai daya anti
kolinergis dan sedatif yang kuat juga bersifat spasmolitis, antiemetis dan
antivertigo (antipusing).
· Orfenadrin
memiliki daya antikolinergis dan sedatif ringan.
· Dimenhidrinat
digunakan untuk mabuk jalan dan muntah karena hamil
· Klorfenoksamin
sebagai obat tambahan pada terapi penyakit Parkinson
b.
Klemastin memiliki efek antihistamin
yang amat kuat mulai bekerjanya cepat (beberapa menit dan berthan lebih dari 10
jam).
2. Etilendiamin
a.
Antazolin efek antihistamin tidak
terlalu kuat tetapi tidak merangsang selaput lendir sehingga cocok digunakan
pada pengobatan gejala-gejala alergis pada mata dan hidung.
· Tripelenamin
digunakan sebagai krem pada gatal-gatal pada alergi terhadap sinar matahari,
sengatan serangga dan lain-lain.
· Mepirin
merupakan derivate metoksi dari tripilennamin yang digunakan dalam kombinasi
dengan feneramin dan fenilpropanolamin terhadap hypiper.
· Klemizol
merupakan derivate klor yang hanya digunakan pada salep ataupun suppositoria
untuk antiwasir.
3. Provilamin
a.
Feniramin
Memiliki
daya kerja antihistamin dan meredakan efek batuk yang cukup baik.
·
Klorfeneramin adalah derivat klor
dengan daya kerja 10x lebih kuat dan dengan derajat toksisitas yang sama.
·
Deksklorfeneramin adalah bentuk
dekltronya 2x lebih kuat dari pada bentuk trasemisnya.
·
Tripolidin adalah derivat dengan
rantai sisi pirolidin yang daya kerjanya agak kuat. Mulai kerjanya pesat dan
bertahan lama sampai 24jam (tablet retard).
4. Piperazin
a. Siklizin
Mulai kerja cepat dan
bertahan 4-6 jam. Digunakan sebagai obat antiemetik dan pencegah mabuk jalan.
·
Homoklorsiklizin adalah derivat klor
yang bersifat antiserotonin dan digunakan pada pruritus allerigika
(gatal-gatal).
b. Sinarizin
Berkhasiat antipusing
dan antiemetis dan sering kali digunakan sebagai obat vertigo, telinga
berdesing dan pada mabuk jalan. Mulai kerjanya agak cepat, bertahan selama 6-8
jam dengan efek sedatif ringan.
·
Flunarizin sebagai antagonis –kalsium,
sifat vasorelaksasinya kuat. Digunakn terhadap vertigo dan sebagai obat
pencegah migrain.
c. Oksatomida
Memiliki daya kerja
antihistamin, antiserotonin, antileokotrien. Memiliki efek menstabilisasi mast
cells, stimulasi nafsu makan.
d. Hidroksizin
Sebagai sedatif dan
anksiolitis, vasmolitis serta antikolinergis. Sangat efektif pada urtikaria dan
gatal-gatal.
·
Cetirizin menghambat migrasi dari
granulosit euosinofil, yang berperan pada reaksi alergi lambat. Digunakan pada
urticaria dan rinitis atau konjungtivis.
5. Fenotiazin
a. Prometazin
Digunakan pada
vertigo dan sebagai sedativum pada batuk dan sukar tidur, terutama untuk
anak-anak.
·
Oksomemazin Digunakan untuk obat
batuk. Daya kerja dan penggunaan sama seperti prometazin.
b. Isotifendil
Bekerja
lebih singkat dari prometazin dengan efek sedatif yang lebih ringan.
MEKANISME KERJA FENOTIAZIN
Fenotiazin
adalah antagonis dopamin dan bekerja sentral dengan cara menghambat
chemoreseptor trigger zone. Obat ini dipakai untuk profilaksis dan terapi mual
dan muntah akibat penyakit neoplasia, pasca radiasi, dan muntah pasca
penggunaan obat opioid, anestesia umum, dan sitotoksik. Efek sedasi
proklorperazin, ferfenazin, dan trifluoperazin lebih rendah dibanding
klorpromazin.
Turunan
fenotiazin mempunyai struktur kimia karakteristik yaitu sistem trisiklik tidak
planar yang bersifat lipofil dan rantai samping alkilamino yang terikat pada
atom N tersier pusat cincin yang bersifat hidrofil. Rantai samping tersebut
bervariasi dan kebanyakan merupakan salah satu struktur sebagai berikut:
propildialkilamino, alkilpiperidil atau alkilpiperazin. Turunan fenotiazin
digunakan untuk pengobatan gangguan mental dan emosi yang moderat sampai berat,
seperti skizoprenia, paranoia, psikoneurosis (ketegangan dan kecemasan) serta
psikosis akut dan kronis. Banyak turunan fenotiazin mempunyai aktivitas
antiemetic, simpatolitik, atau antikolinergik. Turunan fenotiazin juga
mengadakan potensiasi dengan obat-obatan sedative-hipnotika, analgetika
narkotik atau anastesia sistemik.
Penggunaan
dosis tinggi menimbulkan efek samping berupa gejala ekstrapiramidal dengan efek
seperti pada penyakit Parkinson. Penggunaan jangka panjang menimbulkan
hipotensi, agranulositosis, dermatitis, penyakit kuning, perubahan mata dan
kulit serta sensitive terhadap cahaya.
Referensi:
Ganis S.G, Setiabudy R, Suiyatna. F.D.
1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI Press.
Tjay T. H dan Rahardja K. 2002.
Obat-obat Penting dan Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Pertanyaan
:
1.
Apa saja efek samping antagonis histamin H-1?
2.
Bagaimana mekanisme antihistamin dalam mengatasi alergi ?
3.
Apakah anak usia dibawah 10 tahun dapat menggunakan obat fenotiazin ?
4.
Mengapa golongan fenotiazin memiliki efek sedasi ?
membantu sekali tulisannya ,terima kasih.
BalasHapusTerimakasih artikel nya sangat bermanfaat
BalasHapusHy mbk saya akan mencoba jawab Pertanyaan no.1
BalasHapusAntagonis H1
Efek samping antagonis H1 generasi I yang paling sering terjadi adalah sedasi. Selain itu, gejala SSP lain dapat terjadi, seperti pusing, tinitus, lesu, insomnia, dan tremor. Efek samping lain yang biasanya terjadi berupa gangguan saluran cerna, seperti hilangnya nafsu makan, mual, muntah, nyeri epigastrum, bahkan diare. Efek samping akibat efek muskarinik ini tidak terjadi pada antagonis H1 generasi II. Meskipun jarang, efek samping pada antagonis H1 generasi II dapat berupa torsades de pointes, yaitu terjadi perpanjangan interval QT. Hal ini biasanya terjadi karena gangguan obat, terutama terfenadin dan astemizol, dalam dosis takar lajak, adanya gangguan hepatik yang mengganggu sistem sitokrom P450, atau adanya interaksi dengan obat lain. Perpanjangan QT interval diduga terjadi karena obat-obat tersebut menghambat saluran K+. Selain itu, juga dapat terjadi dermatitis alergik karena penggunaan topikal. Pada keracunan akut antagonis H1 , dapat terjadi suatu sindrom beruapa adanya halusinogen, ataksia, tidak adanya koordinasi otot, dan kejang.
Daftar Pustaka
Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Terimakasih sudah membantu menjawab pertanyaan . Jawabannya sangat membantu 😊
HapusTerimakasih indah untuk artikelnya, sangat membantu saya sekali :)
BalasHapusIndah Kk mau nnya apakah obat antihistamine bisa dignakan bersamaan dengan obat yang lain?
BalasHapusTerimakasih kk atas pertanyaannya, obat antihistamin bisa di gunakan dengan obat lain, tujuan penggunaan dengan obat lain yaitu untuk menurunkan efek samping dari salah satu obat tersebut tetapi tidak mengurangi efek farmakologi dari obat.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHello kak indah
BalasHapusDuisini saya ingin mencoba membantu menjawab masalah dari materi yang kakak ajukan
Langsung saja, bahwa mekanisme kerja alergi yaitu antagonis H1, di gunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi. Antagonis H1 sering pula disebut antihistamin klasik yaitu senyawa dalam keadaan rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung resptor H1. Biasa digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena cuaca misalnya bersin, gatal pada mata, hidung dan tenggorokan. Gejala pada alergi kulit, seperti urtikaria dermatitis pruritik dan ekzem.
Terimakasih sudah membantu
HapusTerimakasih sudah membantu menjawab pertanyaan . Jawabannya sangat membantu
HapusTerimakaih atas penjelasannya, baik saya akan membantu jawab pertanyaan no 2, Mekanisme kerja obat antihistamindalam menghilangkan gejala-gejala alergiberlangsung melalui kompetisi dengan menghambathistamin berikatan dengan reseptor H1 atau H2
BalasHapusdiorgan sasaran. Histamin yang kadarnya tinggi akanmemunculkan lebih banyak reseptor H1.Reseptoryang baru tersebut akan diisi oleh antihistamin.Peristiwa molekular ini akan mencegah untuk sementara timbulnya reaksi alergi.
Terimakasih sudah membantu menjawab pertanyaan . Jawabannya sangat membantu
Hapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan no 4
BalasHapusmekanisme kerja alergi yaitu antagonis H1, di gunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi. Antagonis H1 sering pula disebut antihistamin klasik yaitu senyawa dalam keadaan rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung resptor H1. Biasa digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena cuaca misalnya bersin, gatal pada mata, hidung dan tenggorokan. Gejala pada alergi kulit, seperti urtikaria dermatitis pruritik dan ekzem.
Terimakasih kk atas bantuannya, tetapi ini jawaban untuk pertanyaan nomor 2, bukan jawaban nomor 4 😊
Hapusmenurut pendapat saya salah satu efek samping pada Antagonis Histamin (AH 1) yaitu Alergi, shock anafilaksis, ruam, dan dermatitis.
BalasHapusHalo kak indah , terimakasih atas materinya. Menurut saya efek samping yang umum terjadi pada AH1 terutama generasi pertama adalah mengantuk
BalasHapusHaii kak :) saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, boleh saja anak dibawah 10 tahun mengkonsumsi fenotiazin namun dosis nya harus lebih kecil dibandingkan dengan dosis orang dewasa atau dosis umum, di sesuaikan dgn dosis yang telah di resepkan dokter.
BalasHapusTerimakasih kk :). Apakah ada efek samping jika fenotiazin diberikan pada anak dibawah 10 tahun walaupun dengan pemberian dosis kecil?
HapusTerimakasih atas informasinyaa, sangat bermanfaat sekali 👍
BalasHapusMenurut saya, jika anak 10 tahun tersebut mengkonsumsinya sesuai dosis tidak akan memberikan dampak apapun. Tetapi sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter jika takut memberikan dampak yang tidak diinginkan
BalasHapusTerimakasih kk:)
HapusTerimakasih, artikelnya sangat bermanfaat:)
BalasHapus